Angkat jempol bagi mereka yang sanggup
menyisihkan waktu untuk berolahraga di waktu
yang semakin sempit. Memang harus ada
strategi agar olahraga menjadi aktivitas yang
menyehatkan, bukan sebaliknya. Terutama bila
Anda sering berolahraga di jalan raya.
Banyak yang frustasi ketika kesibukan tak lagi
punya kompromi, sehingga beberapa orang
harus mencari jalan keluar untuk tetap bisa
berolahraga. Bike to work , atau bersepeda
menuju tempat kerja mungkin bisa menjadi
jawabannya.
Ada pula yang memilih berjogging ria di jalanan
sekeliling kantor beberapa menit sebelum jam
kerja di mulai. Sekilas terlihat seperti ide yang
cemerlang. Tapi berbagai peneliti menyebutkan
bahwa berolahraga di areal yang berpolusi justru
lebih banyak ruginya ketimbang manfaat
sehatnya .
Selain risiko tertabrak kendaraan yang melintas
(semoga tidak demikian), Anda akan menghirup
lebih banyak karbonmonoksida, sulfur dioksida,
nitrogen dioksida, timbal, dan pertikel-pertikel
debu, yang pada akhirnya Anda akan mengalami
iritasi saluran pernapasan.
Bahkan Rachel Langford selaku kordinator Clean
Air Project for the American Lung Association di
Oregon mengatakan, ”Ketika saya melihat orang-
orang jogging atau bersepeda di sepanjang jalur
padat, saya ingin menjegal mereka dan berteriak
‘berhenti!’. Ini seperti melihat orang minum racun
dengan sengaja dan saya harus
menghentikannya.” jelas Rachel.
Polusi & Paru-paru
Ketika Anda lari, jalan cepat, bersepeda, atau
bermain tennis, Anda akan bernapas lebih
banyak dan lebih dalam. Orang yang sedang
berada dalam kondisi relaks umumnya
menghirup sekitar 15.000 liter udara perhari atau
sekitar 6-10 liter udara permenit.
Sedangkan sepanjang olahraga aerobik berat,
Anda akan menghirup 60-150 liter udara
permenit . Itu berarti Anda menghirup 10-15 kali
lebih banyak polusi ketimbang orang-orang yang
sedang santai di pinggir jalan atau tidur-tiduran
di dalam mobil. “Masalahnya, Anda juga
menghirup udara atau polusi lebih dalam ke
paru-paru Anda,” kata peneliti di University of
California, dr. Rob Mc Connel.
Itulah sebabnya mereka yang alergi terhadap
debu, berolahraga di tempat polusi tinggi malah
menimbulkan keluhan batuk, bersin, dan sesak
napas. Karbonmonoksida juga akan
berkompetisi dengan oksigen untuk masuk ke
dalam aliran darah. Akibatnya penangkapan
oksigen oleh aliran darah akan berkurang
sehingga menjadi cepat lelah.
Apakah kondisi tersebut hanya berlaku pada
mereka yang memiliki alergi debu saja? Tentu
tidak!
Masalah tersebut akan tetap muncul karena
umumnya tubuh memiliki mekanisme pertahanan
diri dari polusi, yaitu dengan bernapas lebih
sedikit. Itu berarti saluran pernapasan dalam
tubuh menyempit sehingga Anda akan lebih sulit
bernapas.
Ini akan menjadi dilema. Saat berolahraga tubuh
membutuhkan lebih banyak udara agar bisa
memberi makanan pada otot-otot yang sedang
lapar , tapi di sisi lain mereka juga berjuang keras
melindungi Anda dari polusi udara.
Akibatnya, jantung dan paru-paru Anda seperti
air conditioner (AC) yang bertahan dari
gelombang panas, dan muncullah gejala awal
seperti batuk, mengi, gatal pada tenggorokan,
sakit dada dan masih banyak lagi.
Pada akhirnya, jika Anda tetap bandel, ada
kemungkinan fungsi paru-paru Anda menurun,
muncul kerutan-kerutan pada saluran
pernapasan, sering merasakan sakit pada dada,
berpotensi terserang asma, dan tubuh
melepaskan lebih banyak karsinogen-penyebab
kanker pada sistem peredaran darah-hingga
penyakit jantung.
Trik agar Bisa Berolahraga Tanpa
Polusi
Start Lebih Pagi
Jika memang Anda harus pulang pergi ke kantor
dengan bersepeda agar tetap bisa berolahraga,
maka Anda harus start lebih pagi sebelum
banyak kendaraan melintas. Berangkat lebih pagi
memungkinkan Anda tidak menghirup terlalu
banyak polusi.
Pilih Jalan yang Rendah Polusi
Sebisa mungkin carilah jalan alternatif menuju
kantor yang bebas dari polusi dan hindari
jalanan umum. Jalan-jalan perkampungan atau
gang-gang kecil yang bisa dilalui dengan
bersepeda bisa menjadi pilihan yang tepat
selama Anda tetap menjaga etika saat
berkendara.
Pelajari Rute
Penting bagi Anda untuk mempelajari rute yang
Anda tempuh dengan bersepeda menuju kantor,
sehingga Anda akan tahu persis kapan waktu
paling macet dan berpolusi, tempat ngetem
angkot atau bus, kopaja dan metromini. Pelajari
polanya sehingga Anda lebih mudah
menghindarinya.
Berada Paling depan saat Lampu Merah
Berhentilah di tempat terdepan saat Anda berada
di lampu merah. Berada di belakang kendaraan
bermotor hanya akan membuat Anda menghirup
lebih banyak gas beracun yang keluar dari
knalpot kendaraan di depan Anda.
Minum Susu
Susu adalah antioksidan yang memiliki
kemampuan mereduksi zat kimia di dalam tubuh,
dan juga melawan radikal bebas yang banyak
tersebar di jalan raya.