Jangan habiskan umur kita untuk mengabdi kepada atasan yang tidak baik. Maaf.. jika kita percaya sama Tuhan, Rezeki ada di sudut-sudut yang tidak kita duga. Jangan berpikir hanya di perusahaan itu saja rezeki kita berada. jangan sampai kita membatalkan kesuksesan kita karena kita takut bertindak.
* Apakah Anda nyaman bekerja dengan pribadi mereka yang
seperti itu ?
* Apakah bila tidak bekerja dengan mereka Anda sengsara ?
* Apakah diluar sana tidak ada yang lebih Sopan dan Baik moralnya menurut Anda?
* Apakah Anda merasa punya kewajiban untuk memperbaiki pribadi mereka yang demikian ?
* Apakah Anda yakin bila dinasehati dengan program perbaikan moral mereka pasti jadi lebih Baik ?
Tergantung anda memposisikan diri sebagai Profesional atau sahabat. Tentu dengan resiko-resiko yang siap anda
terima.
sekelas selebriti papan atas saja masih banyak yang terkesan serampangan dalam menerima job. Betapa
gelinya ngelihat aktor watak sekelas Deddy Mizwar yang joget-joget mengenaskan di iklan sosis, atau Afgan
yang menurunkan kelasnya dengan bernyanyi jingle iklan "bukan cincau biasa". Tapi sudahlah, toh mereka juga
pasti punya alasan melakukannya. Mumpung ada peluang; peluh yang menghasilkan uang. Pernah beberapa kali mikir untuk resign hanya karena
jenuh, stagnan, dan merasa kurangnya penghargaan, tapi akhirnya gak menemukan kesempatan dan
alasan yang lebih tepat untuk membenarkan. kembali mikir bahwa ini hanyalah mood yang berfluktuasi. Toh
kalo bisa nyari sampingan sambil tetap bertahan jadi karyawan, kenapa nggak? Niatkan aja pekerjaan yang
gak sesuai disiplin ilmu tersebut sebagai batu loncatan menuju passion-passion yang kita yakini suatu saat akan
kita temukan. Lagian Robert Kiyosaki bukan nabi yang mesti didenger nasehatnya "jangan lama-lama jadi karyawan".