“Tentu saja, tidak setiap pengendara sepeda
mengalami gangguan ereksi, seperti halnya tidak
setiap perokok menderita kanker paru-paru,” kata
Taylor. “Tetapi ukuran dan bentuk tempat duduk
sepeda merupakan faktor risiko.” Bisa dipastikan,
tempat duduk yang keras, tanpa bantalan yang
memadai akan mengganggu aliran darah menuju
penis, dibandingkan tempat duduk dengan disain dan
bantalan yang tepat, katanya.
Faktor risiko lain bagi para pengendara sepeda adalah:
kelebihan berat badan, memiliki pinggul lebar
dibandingkan rata-rata dan posisi badan yang terlalu
condong ke depan pada saat bersepeda –semuanya
memberikan tekanan ekstra pada daerah antara anus
dan scrotum atau yang disebut dengan perineum, dan
mengakibatkan gangguan fungsi seksual.
Hmm..sekarang, Anda pilih mana? Bersepeda atau
seks..? Kalau memilih keduanya, sebaiknya perbaiki
tempat duduknya dulu!
mari tetap berolahraga sepeda dengan membuat
antisipasi yang bijaksana terhadap masalah-masalah
yang bisa timbul.
Wanita
Perineum perempuan mirip dengan manusia,
sehingga kursi yang sempit sepertikursi sepeda
dapat menyebabkan klitoris kesemutan dan
mati rasa. Tahun 1999, sebuah disajikan oleh
American Urological Society, ditemukan bahwa
34 persen perempuan pengendara sepeda
menderita mati rasa genital (genital numbness)
setelah naik sepeda, tapi tidak mengganggu
frekuensi hubungan seksual bagi perempuan.
Pencegahan
Saddle (kursi sepeda) yang profesional dan
sesuai dapat mengurangi tekanan pada
perineum dan meningkatkan kenyamanan
secara keseluruhan. Memiringkan hidung
(ujung) pelana turun sedikit dan memiringkan
setang ke atas menempatkan pengendara di
posisi lebih tegak dan mendistribusikan berat
badan di belakang perineum. Ini akan
mencegah genital numbness.
Solusi lain adalah untuk berdiri setiap 10 menit
selama bersepeda, untuk memulihkan aliran
darah ke daerah selangkangan. Dalam
kebanyakan kasus, mati rasa selesai dalam
beberapa jam setelah naik, tetapi dalam kasus
ekstrim gejala dapat bertahan selama beberapa
hari. Operasi untuk memulihkan pembuluh
darah jarang diperlukan.
Desain Sadel (Kursi Sepeda)
Dr Steven Schrader, seorang ahli kesehatan
reproduksi di National Institute for
Occupational Safety and Health, tidak
menyarankan untuk kursi sepeda yang kecil
(saddles with a cut out). Kursi yang ergonomis
mendistribusikan berat secara lebih merata.
Karena pembuluh darah tidak berpusat di
perineum, kursi jenis ini dapat menempatkan
lebih banyak tekanan pada saraf alat kelamin
dan arteri (pembuluh darah).
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam
“Journal of Sexual Medicine”, Dr. Schrader
menggambarkan bahwa noseless saddle (kursi
sepeda tanpa hidung / ujung) mengurangi
ketidaknyamanan kelamin dari 76 persen
menjadi 18 persen.