Waktu kecil kita sering di beri ceritakan sama mama, papa, ibu dan bapak guru.
Sampai kita sudah besarpun cerita cerita itu masih terdegar dan masih diceritakan pada anak anak kita.
Cerita yang sudah tidak asing lagi di telinga, yaitu cerita kancil yang cerdik tetapi licik.
Kancil selalu menang, kancil selalu jadi nomor satu, selalu yang hebat walaupun disaat yang kepepet.
sifat
licik itu lambat laut mengakar pada kehidupan kita sekarang, orang
dengan berbagai alibinya bisa jadi menang, bisa jadi nomor satu, bisa
kelihatan hebat, walau dengan berbagai cara, termasuk dengan kelicikan.
Kehidupan
yang diciptakan kancil-kancil sekarang ternyata bisa merubah
nilai-nilai tradisi yang baik jadi tradisi yang kurang baik.
Tetapi itulah hasil pendidikan yang kita terima dari kecil.
Dari
kecil pula kita diajarkan agar tandatangan kita dibuat serumit mungkin
agar tidak dapat ditiru orang, faktanya mengang tandatangan itu sulit
ditiru, tetapi kita lupa bahwa kita sudah diajarkan untuk tidak percaya
pada orang, kita menganggap bahwa semua orang diluar kita adalah penipu,
orang licik, oleh karena itu tanda tanganpun dibuat serumit mungkin,
kalau perlu kita menipu diri kita sendiri dengan mempunyai lebih dari
satu tanda tangan
dari dua kejadian itu patut kiranya kita
merenung apakah cerita cerita seperti itu masih perlu dilestarikan ?
atau lebih dari itu.
Mungkinkah hasil dari kelicikan itu kita budayakan ?
menjadi
licik kadang diperlukan, tapi liat liat… jangan teman sendiri jadi
korban, maksudnya Licik kepada musuh..kenapa tidak ?? sejak zaman dahulu
saat perang pasti ada namanya strategi, di strategi itulah ada Licik..
bagaimana caranya menghancurkan lawan dengan efektif dan efisien, iya
kan ?
juga seperti ketika seseorang yg lebih pintar menjajah
kita..bisa saja kita masuk lewat belakang, mengambil ilmu2 nya.. dan
kita pakai untuk menghancurkan si lawan tersebut tanpa dia sadari …
pintar
kalah dengan cerdas,
cerdas kalah dengan Cerdik,
cerdik kalah dengan licik,
licik kalah dengan picik,
picik kalah dengan kebenaran…
Licik untuk kebenaran kenapa tidak ??