1. Memberikan tugas rumah kepada anak
Jika anak Anda tidak pernah mencuci piring,
berarti ada orang lain yang melakukannya
untuk dia. Tugas-tugas rumah penting untuk
membuat anak mengerti bahwa mereka harus
bersedia untuk bekerja demi kebaikan
bersama. Anak yang dibiasakan mengerjakan
tugas-tugas rumah akan tumbuh menjadi
seseorang yang dapat bekerjasama dengan
baik di tempat mereka bekerja. Tak hanya itu,
mereka akan memiliki empati yang tinggi
karena tahu bagaimana rasanya berjuang dan
menjalankan tugas dengan baik. Menyapu,
mengeluarkan sampah, mencuci pakaian,
adalah hal-hal mendasar yang dapat
mengajarkan seorang anak bahwa mereka
harus selalu berusaha dan bekerja dalam
menjalani hidup.
2. Mengajarkan anak keterampilan sosial
Sekelompok peneliti dari
Pennsylvania State University dan
Duke University memantau lebih dari 700 anak
dari mulai taman kanak-kanak hingga usia 25
tahun di seluruh Amerika. Mereka menemukan
bahwa ada korelasi signifikan antara
keterampilan sosial anak-anak saat masih di
TK dengan kesuksesan mereka saat sudah
dewasa 2 dekade kemudian. Penelitian yang
berlangsung selama 20 tahun ini menunjukkan
bahwa anak-anak yang kompeten secara sosial
dapat bekerjasama dengan sesamanya tanpa
diminta, membantu dan mampu bersikap
pengertian kepada teman, menyelesaikan
masalah sendiri dan kemudian berhasil
menyelesaikan kuliah dan bekerja pada usia 25
tahun. Berbeda dengan anak-anak yang
keterampilan sosialnya terbatas yang
cenderung terlibat dalam masalah dan
ditangkap polisi, ketergantungan pada alkohol
dan hidup dari sokongan pemerintah.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya
membantu anak-anak mengembangkan
kemampuan sosial dan emosionalnya untuk
masa depan yang lebih cerah. Dari usia dini,
keterampilan sosial dapat menentukan apakah
sang anak akan pergi kuliah atau masuk
penjara, atau apakah mereka akan bekerja di
tempat yang layak atau menjadi pecandu
narkoba.
3. Memberikan ekspektasi tinggi
Berdasarkan survey nasional terhadap 6600
anak yang lahir pada tahun 2001, Profesor
Neal Halfon dari University of
California menemukan bahwa ekspektasi dari
orangtua terhadap anak-anak berpengaruh
terhadap pencapaian mereka dalam hidup.
Saat orangtua sudah merencanakan bahwa
kuliah termasuk dalam salah satu tahap
kehidupan anak mereka, maka sang anak akan
bergerak menuju tujuan tersebut dalam
hidupnya. Setiap anak diharapkan dapat hidup
dan memenuhi ekspektasi orangtua mereka.
4. Memiliki hubungan keluarga harmonis yang
minim konflik
Menurut penelitian University of Illinois, anak-
anak yang hidup dalam keluarga penuh konflik,
dengan orangtua yang masih bersama maupun
sudah bercerai, cenderung memiliki standard
hidup yang lebih rendah dibandingkan anak-
anak yang hidup dari keluarga yang
harmonis. Konflik antara orang tua sebelum
perceraian juga mempengaruhi anak secara
negatif, sementara konflik pasca-perceraian
memiliki pengaruh yang kuat pada penyesuaian
anak-anak. Penelitian ini juga menemukan
bahwa anak dengan orangtua tunggal yang
hidup tanpa konflik dapat bertahan hidup lebih
baik daripada anak-anak yang tumbuh dengan
orangtua utuh namun penuh konflik. Penelitian
ini juga menemukan bahwa jika sang anak
masih berhubungan dengan ayahnya dengan
minimal konflik, ia akan hidup lebih baik
daripada anak-anak yang masih berhubungan
dengan ayahnya namun mengalami banyak
konflik. Penelitian lain menemukan bahwa
anak-anak yang orangtuanya bercerai tetap
memiliki rasa kecewa dan sedih hingga
sepuluh tahun setelah perceraian tersebut.
Anak-anak yang memiliki orangtua yang
bermasalah sering memiliki perasaan
kehilangan dan penyesalan.
5. Memiliki tingkat pendidikan yang tinggi
Penelitian dari University of
Michigan menemukan bahwa anak-anak yang
dibesarkan oleh seorang ibu yang
menyelesaikan SMU atau kuliah akan memiliki
tingkat pendidikan yang sama atau lebih tinggi.
Penelitian ini juga menemukan bahwa anak-
anak yang dibesarkan oleh ibu berusia 18
tahun atau lebih mudah cenderung tidak akan
menyelesaikan sekolah. Tingkat pendidikan
orangtua saat anak berusia 8 tahun akan
memprediksi tingkat pendidikan sang anak 40
tahun kemudian.
6. Mengajarkan matematika
Analisis mendalam yang dilakukan terhadap 35
ribu anak TK di Amerika, Kanada, dan Inggris
menemukan bahwa mengembangkan
keterampilan matematika sejak dini akan
membawa manfaat yang sangat tinggi saat
sang anak dewasa. Kemampuan matematika
dasar seperti pengetahuan akan angka, urutan,
dan konsep lainnya tak hanya memprediksi
kemampuan matematika sang anak di masa
depan, namun juga berpengaruh terhadap
kemampuan dalam membaca.
7. Tidak rentan stres
Menurut penelitian dari Brigid Schulte, jumlah
waktu yang dihabiskan oleh seorang ibu
dengan anak-anak yang berusia 3 sampai 11
tahun sedikit berpengaruh terhadap perilaku
sang anak, serta prestasinya. Ternyata
mengasuh secara intensif tidak selalu
berdampak positif, terlebih lagi jika sang ibu
mengalami stres karena harus membagi waktu
antara bekerja dan meluangkan waktu dengan
anak. Kondisi emosional orangtua bersifat
menular pada anak, jadi jika orangtua kelelahan
atau frustrasi, maka sang anak akan cenderung
merasakan hal yang sama.
8. Mementingkan usaha dibandingkan
menghindari kegagalan
Pemahaman anak tentang kesuksesan akan
mempengaruhi pencapaian mereka. Penelitian
selama beberapa dekade di
Standford University menemukan bahwa
orangtua dan anak-anak memiliki 2 jenis
pemahaman tentang kesuksesan. Pemahaman
pertama adalah fixed mindset dimana karakter,
kecerdasan dan kemampuan kreatif adalah
sesuatu yang bersifat statis dan tidak akan
berubah. Untuk itu, kesuksesan adalah afirmasi
dari hal tersebut, sehinggga berjuang untuk
kesuksesan dan menghindari kegagalan adalah
cara untuk memelihara faktor-faktor tersebut.
Pemahaman kedua
adalah growth mindset dimana tantangan
adalah sesuatu yang harus dihadapi dan
melihat bahwa kegagalan penting untuk
perkembangan dan mencapai kemampuan
secara optimal. Saat seorang anak gagal, maka
ia tidak dilihat tidak cerdas atau tidak mampu,
namun ia sedang dalam proses belajar menuju
kesuksesan. Perbedaan utamanya adalah
pemahaman tersebut memiliki efek yang kuat
terhadap anak. Jika kemampuan mengerjakan
ujian di sekolah dianggap sebagai kecerdasan,
maka hal tersebut
menciptakan fixed mindset. Jika kemampuan
tersebut dianggap sebagai hasil sebuah usaha,
maka hal tersebut
menciptakan growth mindset.
9. Menjalin hubungan yang sehat dengan anak
Anak-anak yang menerima kasih sayang dan
afeksi dalam 3 tahun pertamanya cenderung
dapat menyelesaikan tes akademik lebih baik
saat di sekolah, dan memiliki hubungan yang
sehat dan banyak pencapaian di usia 30-an.
Orangtua yang sensitif dan penyayang
memberikan respon terhadap kebutuhan anak
secara cepat dan tepat, dan memenuhi rasa
aman yang dibutuhkan seorang anak untuk
menghadapi dunia luar. Hubungan orangtua
dengan anak yang dijalin sejak dini dapat
dikatakan sebagai investasi yang akan
berpengaruh pada hidup sang anak saat
dewasa.
10. Memiliki ibu yang bekerja
Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Harvard Business School, ada manfaat
signifikan bagi anak-anak yang dibesarkan oleh
ibu yang bekerja di luar rumah. Penelitian
tersebut juga menyatakan bahwa anak
perempuan dengan ibu bekerja dapat
menyelesaikan sekolah dengan baik,
mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan
penghasilan yang lebih tinggi dibanding anak
perempuan yang dibesarkan oleh ibu rumah
tangga.
Anak laki-laki dari ibu yang bekerja cenderung
lebih mudah berkontribusi terhadap pekerjaan
rumah tangga. Orangtua yang bekerja
memberikan contoh kepada anak akan cara
hidup dan berperilaku, dan ibu yang bekerja
dapat menghasilkan anak-anak yang juga siap
berjuang dan bekerja dalam hidup.
11. Memiliki status sosial ekonomi yang lebih
tinggi
Sayangnya, banyak anak yang tumbuh dalam
kemiskinan. Situasi ini dapat membatasi
potensi sang anak. Status sosial ekonomi
mempengaruhi pencapaian edukasi dan
performa dalam pekerjaan.
Jasa cuci gosok// Tanpa dijemur// Ekspres// Gratis antar jemput// Parfum sesuai selera// Wangi tahan lama// Gratis packing// Rapih// Bersih higienis// Praktis. Hub: HP/WA +62 812-8641-9903.
Kamis, 27 Oktober 2016
simak 11 persamaan orangtua dari anak-anak yang sukses.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
bersiin noda
1. Anti Noda Bandel ( Alkali) Sifat kimiawi : Merenggangkan (melemaskan / melembutkan) kontur serat dengan tujuan “membuka jalan” bagi molek...
-
Kring kring goes goes...... Kadang setiap minggu pagi saya bersama Tata bersepeda jalan-jalan menikmati udara pagi, keliling peruma...
-
Catatan untuk pelanggan Athoen Laundry Laundry kiloan adalah laundry untuk pakaian sehari-hari, jika membutuhkan pengerjaan ekstra dan per...
-
aturan dibuat memang untuk dilanggar pelanggar malah tidak diberi sanksi malah dapat promosi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar